Kota Tasikmalaya Selasa (10/12/24) - Satuan Tugas Wilayah (Satgaswil) Jawa Barat Densus 88 Anti Teror Mabes Polri menggelar kegiatan Sosialisasi Wawasan Kebangsaan di Aula Kampus Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kemenkes Tasikmalaya pada Selasa (10/12/2024).
Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa terhadap bahaya intoleransi, radikalisme, dan terorisme.
Kegiatan yang dimulai pukul 09.00 WIB ini dipimpin langsung oleh Katim Priangan Timur Satgaswil Jabar, Kompol Wahyono, bersama enam personel Satgaswil Jabar lainnya.
Acara dihadiri oleh Direktur Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya, Dr. Dini Mariani, S.Kep, Ners, M.Kep, para dosen, staf, mahasiswa, serta tamu istimewa, yakni Ustaz Muhammad Iqbal, seorang eks napiter (narapidana terorisme) yang kini aktif sebagai pembina Yayasan Anshorul Islam.
Acara dimulai dengan pembukaan, menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan sambutan dari Direktur Poltekkes. Dalam sambutannya, Dr. Dini Mariani menyatakan apresiasinya atas kunjungan Satgaswil Jabar Densus 88 ke kampus.
"Ini adalah kesempatan berharga bagi mahasiswa kami untuk mendapatkan wawasan kebangsaan langsung dari Densus 88 dan seorang eks napiter. Kami berharap kegiatan ini dapat memperkuat komitmen mahasiswa sebagai tenaga kesehatan masa depan untuk menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan, " ungkapnya.
Kompol Wahyono dalam sambutannya menekankan pentingnya sosialisasi ini dilakukan di kalangan mahasiswa.
"Generasi muda harus waspada terhadap bahaya intoleransi dan radikalisme yang bisa saja muncul di sekitar kita. Kami hadir untuk memberikan pemahaman dan pencegahan dini, " ujarnya.
Narasumber utama, Ustaz Muhammad Iqbal, menyampaikan materi bertema Mitigasi Paham Radikal yang Memicu Intoleransi dan Aksi Teror. Ia menjelaskan definisi radikalisme dan terorisme, faktor penyebab seseorang terpapar, serta ciri-ciri individu yang telah terpengaruh paham tersebut.
"Radikalisme adalah gerakan yang merusak tatanan sosial dengan kekerasan, sedangkan terorisme menciptakan ketakutan massal dengan motif ideologi atau politik. Kedua hal ini sering kali menjebak generasi muda karena kurangnya pemahaman dan pengawasan, " jelas Iqbal.
Ia juga memaparkan langkah-langkah pencegahan, seperti memilih sumber belajar agama yang kredibel, menciptakan lingkungan pendidikan yang harmonis, serta meningkatkan kepekaan terhadap lingkungan sosial.
Kegiatan ini diakhiri dengan sesi tanya jawab interaktif antara mahasiswa dan narasumber. Para peserta antusias menanyakan berbagai isu terkait radikalisme dan perannya sebagai generasi muda dalam menjaga keamanan nasional.
Menurut Kompol Wahyono, sosialisasi ini diharapkan dapat menekan penyebaran paham radikal di kalangan remaja, khususnya mahasiswa.
"Kami akan terus berupaya memberikan edukasi dan pencegahan di berbagai institusi pendidikan, " pungkasnya.
Kegiatan yang berlangsung aman dan lancar ini menjadi langkah penting dalam menjaga kampus sebagai lingkungan yang bebas dari pengaruh paham-paham yang bertentangan dengan nilai kebangsaan dan toleransi.